MAKALAH
DIFERENSIASI KEMASAN DAN LABEL
Makalah ini dibuat
sebagai tugas mata pelajaran
STRATEGI PEMASARAN
DISUSUN OLEH :
1. AENUL
RISKI NUR AFIFAH
2. DIANA
KHOFIFAH
3. SARMINI
4. SINTA
RAHAYU
5. SRI
UTAMI
KELAS : X PM
DINAS
PENDIDIKAN KABUPATEN BREBES
SMK NEGERI 1 BREBES
Jl. Dr. Setiabudi 17 Brebes
(0283)671625
Web:www.smkn1-brebes.sch.id
email:smkn1_brebes@yahoo.co.id
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada dunia pemasaran
persaingan merupakan hal yang lumrah dan wajar. Maka dari itu berbagai usaha
dilakukan dalam upaya memenangkan persaingan ini. Salah satu diantaranya adalah
membuat desain kemasan produk yang menarik sehingga dapat mengundang
konsumen untuk membeli produk yang dipasarkan. Menurut Christine Suharto
Cenadi, daya tarik suatu produk tidak dapat terlepas dari kemasannya. Kemasan
merupakan “pemicu” karena ia langsung berhadapan dengan konsumen. Karena itu
kemasan harus dapat mempengaruhi konsumen untuk memberikan respon positif.
Desain kemasan belum begitu populer, karena pemahaman tentang manfaatnya belum
dirasakan. Disamping itu untuk usaha-usaha mikro dan idustri kecil rumahan,
kemasan masih dipandang hanya sebagai pembungkus semata bukan sebagai media
pemikat konsumen. Demikian juga kemasan masih dianggap penyebab ongkos produksi
tinggi.
Keberhasilan pemasaran suatu
barang, tidak hanya ditentukan oleh mutu barang serta usaha promosi yang
dilakukan, tetapi juga dalam upaya yang sama oleh mutu dan penampilan kemasan
itu sendiri.
Untuk kenyataan ini kita kenal filsafat pemasaran yang sudah lazim sejak abad
ke 19 di Inggris “the product is the package”, barang produk ditentukan oleh
kemasannya sendiri. Kesadaran akan kemasan adalah bagian yang tak terpisah dari
barang produk, sehingga tidak mengherankan bila sebuah biro perencanaan grafis
bersikap “Kami tak dapat menaikkan mutu barang produk, karena itu kami
tingkatan kemasannya”.
Tujuan utama desain grafis, tidak saja menciptakan desain atau perencanaan
fungsional estetis, tetapi juga yang informatif dan komunikatif dengan
masyarakat. Bila dilengkapi dengan pengertian psikologi massa, dan teori-teori
pemasaran (ekonomi), maka karya-karya desain grafis ini dapat merupakan alat
promosi dengan yang sangat ampuh.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pengemasan?
2. Bagaimana persyaratan bahan pengemas ?
3. Apa yang dimaksud dengan desain kemasan, bahasa desain
kemasan dan labelling ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengemasan
2. Mengetahui persyaratan bahan pengemas
3. Memahami yang dimaksud dengan desain kemasan, bahasa
desain kemasan dan labelling
D. MANFAAT
Untuk memahami lebih jauh tentang pengemasan dan desain kemasan serta
dapat mengetahui bagaimana kemasan yang baik.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. PENGERTIAN PENGEMASAN
Pengemasan merupakan sistem
yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk
ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah
atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi
produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan
fisik (gesekan, benturan, getaran). Di samping itu pengemasan berfungsi untuk
menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai
bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi.
Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya
tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu
diperhatikan dalam perencanaannya.
B. PERSYARATAN BAHAN KEMAS
Dalam menentukan fungsi
perlindungan dari pengemasan, maka perlu dipertimbangkan aspek-aspek mutu
produk yang akan dilindungi. Mutu produk ketika mencapai konsumen tergantung
pada kondisi bahan mentah, metoda pengolahan dan kondisi penyimpanan. Dengan
demikian fungsi kemasan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
• Kemampuan/daya membungkus yang baik untuk memudahkan dalam
penanganan, pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan penyusunan/ penumpukan.
• Kemampuan melindungi isinya dari berbagai risiko dari luar,
misalnya perlindungan dari udara panas/dingin, sinar/cahaya matahari, bau
asing, benturan/tekanan mekanis, kontaminasi mikroorganisme.
• Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalam hal
ini identifikasi, informasi dan penampilan seperti bentuk, warna dan keindahan
bahan kemasan harus mendapatkan perhatian.
• Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi
keinginan pasar, sasaran masyarakat dan tempat tujuan pemesan.
• Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma
atau standar yang ada, mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak.
Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki
sifat-sifat :
• Permeabel terhadap udara (oksigen dan gas lainnya).
• Bersifat non-toksik dan inert (tidak bereaksi dan
menyebabkan reaksi kimia) sehingga dapat mempertahankan warna, aroma, dan cita
rasa produk yang dikemas.
• Kedap air (mampu menahan air atau kelembaban udara
sekitarnya).
• Kuat dan tidak mudah bocor.
• Relatif tahan terhadap panas.
• Mudah dikerjakan secara massal dan harganya relatif murah
C. DESAIN KEMASAN
1. Pengertian dan kegunaan desain grafis
pada kemasan
Desain merupakan seluruh proses pemikiran dan perasaan yang akan menciptakan
sesuatu dengan menggabungkan fakta, konstruksi, fungsi dan estetika untuk
memenuhi kebutuhan manusia.
Desain adalah konsep pemecahan masalah rupa, warna, bahan, teknik, biaya,
kegunaan dan pemakaian yang diungkapkan dalam gambar dan bentuk.
Penampilan yang baik dari kemasan dapat meningkatkan penjualan dari produk yang
dikemas. Promosi dari produk sangat erat kaitannya dengan perilaku saingan dan
perilaku konsumen. Banyak metode promosi yang dapat dilakukan seperti promosi
melalui media massa, papan di jalanan, dan ini terutama dilakukan apabila
produsen ingin memperkenalkan produk barunya. Untuk promosi setelah produk
tersebut dikenal oleh konsumen, maka pengemasan produk memegang peranan yang
penting. Berdasarkan pengamatan, banyak konsumen memilih satu jenis produk
setelah melihat kemasannya. Hal ini dapat terjadi jika kemasan tersebut
memberikan informasi yang cukup bagi calon pembeli, serta
mempunyai desain yang menarik pembeli. Desain kemasan yang menarik, biasanya
diperoleh setelah melalui penelitian yang cukup panjang mengenai selera
konsumen, yang kemudian diterjemahkan dalam desain grafis cetakan. Desain yang
baik tergantung pada keahlian desainer, jenis tinta, bahan dan mesin pencetak.
Perkembangan industri yang
pesat menyebabkan kemasan menjadi faktor yang penting dalam pengangkutan dan
penyimpanan barang-barang sesuai dengan perkembangan pasar lokal menjadi pasar
nasional bahkan internasional. Pendapatan atau kemakmuran yang berkembang
seiring dengan perkembangan industri, pada akhirnya menyebabkan konsumen
dihadapkan pada pilihan yang beragam dari produk-produk yang bersaing untuk
memperebutkan pasar. Hal ini mendorong pengusaha untuk mempengaruhi pilihan
konsumen, yaitu dengan memperkenalkan konsep branding untuk
membangun personalitas produk yang dapat dikenali konsumen. Brand atau merk
adalah nama, simbol, desain grafis atau kombinasi di antaranya untuk
mengidentifikasi produk tertentu dan membedakannya dari produk pesaing. Nama
brand yang dicetak dalam kemasan dapat menunjukkan citra produsen dan kualitas
produk tertentu. Saat ini fungsi kemasan tidak hanya sebagai wadah untuk
produk, tetapi sudah bergeser menjadi alat pemasaran. Pasar swalayan dan
supermarket juga sudah berkembang dengan pesat, sehigga desain grafis pada kemasan
produk juga semakin berkembang. Hal ini disebabkan karena pada pasar swalayan ,
kemasan dapat berfungsi sebagai wiraniaga diam yang dapat menjual suatu produk,
dan perbedaan dalam bentuk dan dekorasi kemasan berpengaruh besar terhadap
penjualan.
2. Faktor-faktor penting dan persyaratan
desain kemasan
a) Mampu menarik calon pembeli
Kemasan diharapkan mempunyai
penampilan yang menarik dari semua aspek visualnya, yang mencakup bentuk,
gambar-gambar khusus, warna, ilustrasi, huruf, merk dagang, logo dan
tanda-tanda lainnya. Penampilan kemasan menggambarkan sikap laku perusahaan
dalam mengarahkan produknya. Kurangnya perhatian akan kualitas produk dan
desain kemasan yang tidak menarik akan menyebabkan keraguan pembeli terhadap
produk tersebut. Penampilam suatu kemasan dapat bervariasi dengan perbedaan
warna, bentuk, ukuran, ilustrasi grafis, bahan dan cetakannya. Kombinasi dari
unsur-unsur tersebut dapat memantapkan identitas suatu produk atau
perusahaan tertentu.
Bentuk dan penampilan kemasan
sangat mempengaruhi keberhasilan penjualan produk di pasar swalayan, karena
waktu yang diperlukan oleh konsumen untuk memutuskan membeli atau tidak suatu
produk di pasar swalayan hanya satu seperlima detik. Pada situasi swalayan,
kemasan harus menarik perhatian di antara produk-produk yang saling bersaing.
Agar kemasan menjadi menarik, disainer harus dapat menciptakan kemasan dengan
bentuk yang unik, paduan warna yang serasi, tipografi yang sesuai desain yang
praktis, menarik dan sebagainya.
b) Menampilkan produk yang siap jual
Ketika konsumen sudah tertarik
untuk membeli, pertimbangan konsumen berikutnya untuk menentukan membeli atau
tidak adalah isi kemasan (produk di dalamnya). Oleh karena itu kemasan harus
dapat menunjukkan kepada pembeli isi atau produk yang dikemasnya.
Kelebihan-kelebihan dari produk harus dapat ditonjolkan pada kemasan,
seakan-akan produk tersebut memang disajikan untuk calon pembeli secara
memuaskan. Sasaran konsumen dari produk yang dijual ditunjukkan melalui desain
kemasan, seperti misalnya kelompok usia (makanan bayi, susu formula), jenis
kelamin dan kelompok etnis. Menurut Raphael (1969) hampir 70% dari
pembelian di toko swalayan adalah hasil pengambilan keputusan sejenak
pada saat pembeli berada di toko tersebut.Didapat 50% dari semua pembelian di
toko swalayan adalah karena dorongan hati. Kemasan harus mampu mengubah rencana
pembeli untuk mengambil suatu produk dari merek lain menjadi produk serupa yang
disajikan. Ketika tidak ada pilihan produk yang ditawarkan, keputusan konsumen
untuk membeli atau tidak relatif mudah. Akan tetapi pada pasar yang bersaing,
produsen harus berusaha untuk mempengaruhi pilihan konsumen. Hal ini berarti
produsen perlu mengetahui motivasi konsumen dalam memilih. Motivasi konsumen
dalam memilih antara lain karena: 1) murah, 2)sesuai dengan kebutuhan dan
3)kebanggaan. Pria akan lebih tertarik pada kemasan yang menunjukkan
kejantanan, sedangkan wanita lebih menyukai produk yang tampak cantik. Anak
muda lebih tertarik pada kemasan yang menggugah atau menggairahkan, sedangkan
orangtua lebih konservatif. Disainer kemasan perlu mempelajari perilaku
konsumen untuk menganalisa pengaruh kemasan terhadap pola pembelian konsumen,
menemukan bagaimana kemasan diciptakan agar layak dalam lingkungan pasar yang
makin kompleks, mengurangi waktu belanja, dan pengaruh kemasan dalam menarik
mata pelanggan (eye catching). Minat konsumen untuk membeli dapat ditarik
dengan memperagakan produk tersebut pada tempat yang menyenangkan, dalam
bentuk yang menarik dengan dukungan latar belakang yang baik. Contohnya dapat
kita lihat pada kemasan untuk biskuit tertentu yang digambarkan langsung
sehingga mengundang selera, kosmetik dan alat-alat rias wanita di diberi
kemasan yang berkesan glamour dengan menggunakan ilustrasi keindahan, wanita
yang rapi atau lukisan.
c) Informatif dan komunikatif
Gagalnya fungsi kemasan dapat
menyebabkan produk yang dijual tidak akan pernah beranjak dari tempatnya.
Kemasan harus dapat dengan cepat menyampaikan pesan dan dengan jelas semua
informasi yang bersangkutan harus disampaikan kepada pembeli bahwa produk
tersebut akan memuaskan kebutuhan dan lebih baik dari merek produk lain yang
sejenis. Hal yang penting disampaikan di dalam kemasan adalah identitas produk,
yang akan mempermudah seseorang menjadi tertarik akan suatu merek dibanding
merek lain yang tidak jelas identifikasinya. Hal-hal yang dapat menunjukkan
identitas produk seperti warna, rasa, bentuk dan ukuran harus dapat diketahui
oleh konsumen melalui kemasan. Jenis atau identitas produk harus juga diberikan
porsi menonjol pada panel utama kemasan. Identifikasi jenis produk dapat
dicapai dengan menggunakan merek dagang dan logo.
Penekanan terakhir untuk jenis atau perusahaan
dapat diwujudkan melalui penggunan kata-kata dan simbol-simbol khusus.
Penempatan yang menonjol dari merek dagang atau logo membantu mengidentifikasi
produk yang dikemas. Suatu produk dari suatu perusahaan dapat membantu
penjualan produk-produk lain dari perusahaan yang sama. Kepuasan konsumen akan
suatu produk akan mendorong pembeli untuk membeli produk lain dari perusahaan
yang sama. Falsafah Inggris yang menyatakan ”the product is the package” atau
barang produk ditentukan oleh kemasannya, hendaknya diterapkan oleh produsen.
Mutu kemasan dinilai dari kemampuan dalam memenuhi fungsi yaitu kemasan
dituntut untuk memiliki daya tarik lebih besar daripada barang yang dibungkus
(misalnya kemasan minyak wangi). Keberhasilan suatu kemasan ditentukan oleh
estetika dimana di dalamnya terkandung keserasian antara bentuk dan penataan
desain grafis tanpa melupakan kesan jenis, ciri atau sifat barang yang
diproduksi. Petunjuk yang lengkap untuk penggunaan produk dan kemasan sangat
penting. Pada produk-produk makanan, kemudahan memahami petunjuk untuk
menyiapkan dan menggunakan resep harus diikutsertakan. Petunjuk cara
membersihkan untuk jenis pakaian tertentu adalah contoh lain untuk informasi
penggunaan produk.
Pada produk-produk yang membahayakan kesehatan
pemakai, maka kemasan harus menekankan agar pengguna berhati-hati dalam bekerja.
Informasi tentang cara penggunaan pada kemasan sangatlah membantu. Petunjuk
yang benar tentang cara membuka dan menutup kembali kemasan harus diberikan.
Semua gambaran yang menyenangkan, khususnya yang baru atau berbeda harus
ditunjukkan.
Semua informasi yang dibutuhkan yang menyangkut undang-undang harus terlihat
pada kemasan, meskipun persyaratan-persyaratan tersebut sangat tergantung pada
klasifikasi produk termasuk hal-hal seperti nama dan alamat pembuat kemasan,
berat bersih, kandungan-kandungannya dan pernyataan-pernyataan lain. Informasi
ini harus ditulis dan ditunjukkan serta mudah dilihat, dibaca dan dimengerti
oleh konsumen. Berat bersih, harus selalu diperlihatkan pada
label kemasan.
d) Menciptakan rasa butuh terhadap produk
Banyak produk dengan jenis yang sama tetapi merk berbeda terdapat di pasaran,
yang menyebabkan terjadinya persaingan antar produsen. Raphael (1963)
mengemukakan hasil studi mengenai ”The 7th Du Pont Consumer Buying Habits”,
yaitu bahwa 62,6 persen pembeli yang diwawancarai di toko swalayan tidak
memiliki daftar belanja. Karena itu kondisi sesaat, seperti telah diuraikan
dimuka, dapat merebut hati pembeli untuk dapat merebut hati pembeli untuk
memilih produk yang ditampilkan. Kemasan yang dapat menimbulkan minat yang kuat
terhadap produk akan terpilih pada waktu yang cukup lama. Salah satu cara untuk
menimbulkan minat terhadap suatu produk adalah dengan
mengingatkan calon pembeli terhadap iklan yang pernah dibuat. Kemasan harus
mampu menerangkan dengan jelas iklan tersebut. Ikon-ikon mengenai manfaat
kesehatan, prestise, kemewahan yang ditonjolkan pada kemasan akan dapat
menunjang pemenuhan kebutuhan psikologis dan memudahkan pembelian produk
tersebut. Dengan meningkatkan ingatan membeli akan iklan, penekanan pada kesenangan
dan penunjangan fasilitas untuk pemenuhan kebutuhan psikologis, kemasan dapat
membantu menimbulkan rasa butuh terhadap produk tersebut.
D. BAHASA DESAIN KEMASAN
Unsur-unsur atau bahasa desain grafis yaitu bahasa visual atau bahasa simbol yang
diungkapkan melalui bentuk, ilustrasi-ilustrasi, warna dan huruf.
1. Bentuk Kemasan
Perbedaan bentuk kemasan suatu
produk dengan produk pesaing dapat mengingatkan konsumen akan produk tersebut,
walaupun mereka sendiri mungkin tidak teringat lagi. Parfum Charlie akan mudah
dikenali dari bentuknya yang menyerupai bola tenis, botol sirup Marjan dan
sirup Tessty yang spesifik juga mudah untuk dikenali. Bentuk dan warna kemasan
yang spesifik mempunyai daya tarik tersendiri. Dengan bentuk dan warna yang diperbarui,
kadang-kadang menimbulkan kesan bahwa mutu produk tersebut diperbarui pula.
Kemasan dengan ukuran yang berbeda memungkinkan pembeli dari tingkat pendapatan
yang berbeda untuk membeli produk yang sama. Dengan kombinasi bentuk, warna,
dan ukuran kemasan yang berbeda, perusahaan dapat meningkatkan penjualan hasil
produksinya. Bentuk kemasan harus berhubungan dengan produk. Suatu contoh yang
baik dalam hal ini adalah upaya beberapa pabrik minuman ringan dalam mengemas
minuman-minuman diet dalam botol botol yang terlihat ramping. Pabrik- pabrik
kosmetika melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam merencanakan kesan
kewanitaan melalui bentuk-bentuk kemasan khusus untuk krim, obat-obatan
pencuci, lipstik dan alat-alat bantu perawatan. Hal ini dapat ditemukan pada
kemasan-kemasan yang didesain untuk industri parfum. Kemasan dengan alas yang
berisi memudahkan penanganan dan penumpukan di tingkat penyalur. Kemasan dari
bumbu (saus) untuk selada adalah suatu contoh yang baik dari suatu usaha untuk
membuat produk lebih mudah digunakan. Kemasan-kemasan gaya baru, seperti yang
digunakan untuk zat pemutih dan cuka, dengan bentuk yang memungkinkan untuk
mudah dipegang menjadikan penanganan yang mudah dan juga mengamankan produk
yang dikemas. Perubahan gaya hidup masyarakat, dimana semakin banyaknya wanita
yang bekerja, menyebabkan kebutuhan akan produk siap santap dalam kemasan yang
sekali pakai (single-serve packaging) semakin meningkat. Dahulu jenis kemasan
ini hanya untuk snacks, permen, minuman ringan dan mi instan. Saat ini sudah
banyak dikembangkan untuk bahan pangan lain mulai dari bahan pangan untuk
sarapan hingga makanan dengan lauk pauk yang lengkap (full-five course meal).
Target konsumennya juga bervariasi dari anak-anak hingga orang dewasa.
2. Ilustrasi dan dekorasi
Ilustrasi grafis dan fotografi
memudahkan produsen memantapkan citra suatu produk. Fungsi utama ilustrasi
adalah untuk informasi visual tentang produk yang dikemas, pendukung teks,
penekanan suatu kesan tertentu dan penangkap mata untuk menarik calon pembeli.
Gambar tersebut dapat berupa gambar produk secara penuh atau terinci, serta
dapat juga merupakan hiasan (dekorasi). Sebaiknya gambar tidak mengacaukan
pesan yang akan disampaikan. Gambar dan simbol dapat menarik perhatian dan
mengarahkan perhatian pembeli agar mengingatnya selama mungkin. Disertai
penggunaan bahasa yang umum yang dengan cepat dapat dimengerti oleh setiap
orang. Ilustrasi kemasan biasanya merupakan hal pertama yang diingat konsumen
sebelum membaca tulisannya. Suatu ilustrasi yang baik harus:
- berfungsi lebih dari sekedar menggambarkan produk atau menghiasi kemasan
- menimbulkan daya tarik dan minat, sehingga akan lebih cepat dan
efektif daripada pesan tertulis.
-sesuai dengan keyakinan dan selera pemakai
- mengikuti perkembangan dan perubahan sejalan dengan perubahan minat dan cara
hidup target kelompok konsumen.
- tidak berlebihan atau kurang sesuai karena akan membingungkan konsumen.
Foto atau ilustrasi diperlukan untuk menggambarkan produk olahan dalam bentuk
yang lebih menarik. Sebagai contoh kotak karton untuk mengemas beras kencur,
gula asam dan sorbat oleh industri jamu. Perancang biasanya menggambarkan
gambar-gambar yang abstrak untuk ilustrasi bagi produk kosmetik, farmasi,
perawatan tubuh dan lain-lain.
3. Warna
Warna kemasan merupakan hal
pertama yang dilihat konsumen (eye catching) dan mungkin mempunyai pengaruh
yang terbesar untuk menarik konsumen. Pengaruh utama dari warna adalah
menciptakan reaksi psikologis dan fisiologis tertentu, yang dapat digunakan
sebagai daya tarik dari desain kemasan.
Warna-warna yang sederhana lebih mudah diingat dan memiliki kekuatan besar
dalam menstimulasi penjualan, sementara warna-warna aneh dan eksotis cepat
dilupakan dan biasanya berpengaruh kecil di pasaran. Pemilihan warna oleh
konsumen sangat sukar ditentukan. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor
lingkungan dan budaya, karena pemilihan warna tidak pernah tetap, tetapi
senantiasan berubah.
Faktor-faktor
yag menenukan pemilihan warna di antaranya adalah kondisi ekonomi, tingkat
umur, jenis kelamin Kondisi ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pemilihannya
terhadap warna. Warna cerah dan riang lebih populer pada waktu-waktu resesi dan
warna-warna konservatif dipilih pada waktuwaktu sukses. Pemilihan warna juga
beragam untuk tiap tingkatan umur. Anak-anak kecil di bawah usia 3 tahun
menyukai warna merah, dari usia 3-4 tahun menyukai kuning. Anak-anak muda
menyukai warna warna lembut dan yang lebih tua menyukai warna meriah, walaupun
sebagian merasa terbatas dan menentukan warna yang lebih konservatif. Jenis
kelamin juga berperan dalam pemilihan warna, wanita umumnya menyukai warna
merah, sedangkan pria cenderung menyukai warna biru. Warna pada kemasan dapat
berfungsi untuk:
a. Menunjukkan ciri produk
Warna kemasan dapat
menunjukkan karakteristik produk yang dikemasnya. Warna pink atau merah jambu
sering digunakan untuk produk-produk kosmetika, warna hijau yang terpadu dalam
kemasan permen menunjukkan adanya flavor mint. Kombinasi biru dan putih pada
air mineral atau pasta gigi memberi kesan bersih dan higenis. Warna juga
berhubungan erat dengan rasa pada makanan, seperti :
1.Merah dapat berarti pedas atau mungkin rasa manis
2.Kuning menunjukkan rasa asam
3.Biru dan putih umumnya menunjukkan rasa asin
4.Hitam diartikan pahit
b.Diferensiasi produk
Warna dapat menjadi faktor
terpenting dalam memantapkan identitas produk suatu perusahaan, seperti warna
kuning pada produk Eastman Kodak. Warna sering digunakan sebagai salah satu
cara untuk melakukan diferensiasi produk lini,
seperti pada kosmetika.
c.Menunjukkan kualitas produk
Warna dapat disosialisasikan
dengan kualitas suatu produk, seperti warna emas, maroon dan ungu sering
dikaitkan sebagai produk mahal dan simbol status, sedangkan untuk produk-produk
murah atau produk konsumsi masa sering ditunjukkan dengan warna kuning.
Persyaratan
yang diperlukan untuk memilih warna dalam pengemasan dan pemasaran adalah
sebagai berikut:
l .Warna kemasan hendaknya menarik, merangsang rasa, pandangan dan penciuman
dengan penampilan visualnya sehingga menimbulkan minat pembeli.
2. Warna yang digunakan diharapkan mempunyai nilai yang baik untuk diingat.
Dapat menunjang ingatan dan pengakuan yang baik akan jenis atau produk
tersebut. Karena kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi warna-warna
tertentu dapat menurunkan kemampuannya untuk mengingat produk tersebut, maka
penggunaan warna-warna yang eksotis dan tidak layak harus dihindari.
3. Untuk penjualan secara swalayan, kisaran warna harus dibatasi. Warna-warna
murni yang cerah biasanya lebih disukai. Untuk penjualan dengan menggunakan
pelayanan dan penjualan ”door to door”, ukuran kisaran warna yang lebih luas
dapat digunakan. Seperti halnya warna cerah, warna-warna murni memiliki nilai
emosional tertinggi dan harus digunakan pada penjualan secara swalayan.
Warna-warna tenang dan lembut dapat digunakan dan mempunyai pengaruh yang baik
untuk benda-benda yang mahal yang tidak dijual secara swalayan.
4. Warna dipilih untuk menarik perhatian pembeli. Jenis kelamin, status
ekonomi, kelompok umur, lokasi geografis dan faktor-faktor lain yang akan
membantu dalam penentuan warna yang menarik untuk digunakan pada
berbagai situasi pemasaran.
5. Warna-warna kemasan tidak hanya harus menciptakan atau menimbulkan minat
dalam penyaluran dalam jumlah besar, tapi juga harus disenangi di
rumah tangga.
6. Diperlukan suatu seleksi yang teliti tentang jenis dan intensitas penerangan
di toko atau tempat-tempat yang digunakan untuk barang atau bahan pangan yang
dikemas. Lampu penerangan berpengaruh nyata terhadap warna-warna kemasan. Warna
kemasan dapat berubah atau menyimpang jika dipandang di bawah pengaruh dua
warna cahaya yang berbeda.
7. Warna kemasan harus dapat mencirikan bagian-bagian kemasan. Bagian kemasan
yang perlu diperlihatkan lebih tajam dapat diberi warna yang dominan.
4. Cetakan Kemasan
Pada kemasan sering dituliskan isi dari kemasan dan cara penggunaannya. Cetakan
yang sederhana, jelas, mudah dibaca dan disusun menarik pada desain kemasan
dapat membantu memasarkan produk, Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menampilkan cetakan pada kemasan adalah:
a.
Tata letak (lay out). Tulisan pada permukaan kemasan hendaknya mudah
dibaca. Informasi dasar yang ditampilkan pada bagian muka meliputi identitas
perusahaan atau merk, nama produk dan deskripsinya, manfaat untuk konsumen, dan
keperluan-keperluan hukum. Bagian belakang atau bagian dalam kemasan dapat
digunakan lebih bebas.
b.Huruf.
Huruf besar atau huruf kapital memudahkan untuk dibaca daripada huruf
kecil, dan huruf yang ditulis renggang lebih mudah dibaca daripada huruf yang
ditulis rapat. Penggunaan huruf-huruf untuk memberi informasi pada label
kemasan hendaknya cukup jelas. Kata-kata dan kalimatnya harus singkat agar
mudah dipahami. Bentuk huruf dan tipografi tidak saja berfungsi sebagai media
komunikasi, tapi juga merupakan dekorasi kemasan. Oleh karena
itu huruf-huruf yang digunakan harus serasi. Dalam beberapa kasus, yaitu pada
penjualan barang tidak secara swalayan, sifat kemudahan untuk
dibaca dapat diabaikan.
c.
Komposisi standar dan proporsi masing-masing komponen produk hendaknya
ditampilkan dengan warna yang mudah dibaca, seperti tidak menggunakan warna
kuning atau putih pada dasar yang cerah.
d. Bentuk permukaan. Cetakan pada permukaan yang datar lebih mudah dibaca
daripada cetakan pada permukaan yang bergelombang.
E. LABELLING
Label atau disebut juga etiket
adalah tulisan, tag, gambar atau deskripsi lain yang tertulis, dicetak,
distensil, diukir, dihias, atau dicantumkan dengan jalan apapun, pada wadah
atau pengemas. Etiket tersebut harus cukup besar agar dapat menampung semua
keterangan yang diperlukan mengenai produk dan tidak boleh mudah lepas, luntur
atau lekang karena air, gosokan atau pengaruh sinar matahari.
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 7 tahun 1996 yang dimaksud dengan label pangan
adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan,
kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke
dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan. Pada Bab IV
Pasal 30-35 dari Undang-Undang ini diatur hal-hal yang berkaitan dengan pelabelan
dan periklanan bahan pangan.
Tujuan pelabelan pada kemasan adalah:
- memberi informasi tentang isi produk yang diberi label tanpa harus membuka
kemasan
- sebagai sarana komunikasi antara produsen dan konsumen tentang hal-hal dari
produk yang perlu diketahui oleh konsumen , terutama yang kasat mata atau yang
tidak diketahui secara fisik
- memberi peunjuk yang tepat pada konsumen hingga diperoleh fungsi produk
yang optimum
-sarana periklanan bagi konsumen
-memberi rasa aman bagi konsumen
Informasi yang diberikan pada label tidak boleh menyesatkan konsumen. Pada
label kemas khususnya untuk makanan dan minuman, sekurang-kurangnya dicantumkan
hal-hal berikut (Undang-Undang RI No. 7 tahun 1996 tentang Pangan) :
a.Nama produk
Disamping nama bahan pangannya, nama dagang juga dapat dicantumkan. Produk
dalam negeri ditulis dalam bahasa Indonesia, dan dapat ditambahkan dalam bahasa
Inggris bila perlu. Produk dari luar negeri boleh dalam bahasa Inggris atau
bahasa Indonesia.
b.Daftar bahan yang digunakan
Ingradien penyusun produk termasuk bahan tambahan makanan yang digunakan harus
dicantumkan secara lengkap. Urutannya dimulai dari yang terbanyak, kecuali untuk
vitamin dan mineral. Beberapa perkecualiannya adalah untuk komposisi yang
diketahui secara umum atau makanan dengan luas permukaan tidak lebih dari 100
cm2, maka ingradien tidak perlu dicantumkan.
c.berat bersih atau isi bersih
Berat bersih dinyatakan dalam satuan metrik. Untuk makanan padat dinyatakan
dengan satuan berat, sedangkan makanan cair dengan satuan volume. Untuk makanan
semi padat atau kental dinyatakan dalam satuan volume atau berat. Untuk makanan
padat dalam cairan dinyatakan dalam bobot
tuntas.
d. nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan ke dalam
wilayah Indonesia label harus mencantumkan nama dan alamat pabrik
pembuat/pengepak/importir. Untuk makanan impor harus dilengkapi dengan kode
negara asal. Nama jalan tidak perlu dicantumkan apabila sudah tercantum dalam
buku telepon.
e.keterangan tentang halal
Pencantuman tulisan halal diatur oleh keputusan bersama Menteri Kesehatan dan
Menteri Agama Mo. 427/MENKES/SKB/VIII/1985. Makanan halal adalah makanan yang
tidak mengandung unsur atau bahan yang terlarang/haram dan atau yang diolah
menurut hukum-hukum agama Islam. Produsen yang mencantumkan tulisan halal pada
label/penandaan makanan produknya bertanggung jawab terhadap halalnya makanan
tersebut bagi pemeluk agama Islam. Saat ini kehalalan suatu produk harus
melalui suatu prosedur pengujian yang dilakukan oleh tim akreditasi oleh LP POM
MUI, badan POM dan Departemen Agama.
f.tanggal,bulan, dan tahun kedaluwarsa.
Umur simpan produk pangan biasa dituliskan sebagai :
- Best before date : produk masih dalam kondisi baik dan masih dapat dikonsumsi
beberapa saat setelah tanggal yang tercantum terlewati
- Use by date : produk tidak dapat dikonsumsi, karena berbahaya bagi kesehatan
manusia (produk yang sangat mudah rusak oleh mikroba) setelah tanggal yang
tercantum terlewati. Permenkes 180/Menkes/Per/IV/1985 menegaskan bahwa tanggal,
bulan dan tahun kadaluarsa wajib dicantumkan secara jelas pada label, setelah
pencantuman best before / use by. Produk pangan yang memiliki umur simpan 3
bulan dinyatakan dalam tanggal, bulan, dan tahun, sedang produk pangan yang
memiliki umur simpan lebih dari 3 bulan dinyatakan
dalam bulan
dan tahun.
Selain itu keterangan-keterangan lain yang dapat dicantumkan pada label kemasan
adalah nomor pendaftaran, kode produksi serta petunjuk atau cara penggunaan,
petunjuk atau cara penyimpanan, nilai gizi serta tulisan atau pernyataan
khusus.
Nomor pendaftaran untuk produk dalam negeri diberi kode MD, sedangkan produk
luar negeri diberi kode ML. Kode produksi meliputi : tanggal produksi dan angka
atau huruf lain yang mencirikan batch produksi. Produk-produk yang wajib
mencantumkan kode produksi adalah :
-susu pasteurisasi, strilisasai, fermentasi dan susu bubuk
-makanan atau minuman yang
mengandung susu
-makanan bayi
-makanan kaleng yang komersial
-daging dan hasil olahannya
Petunjuk atau cara penggunaan diperlukan untuk makanan yang perlu penanganan
khusus sebelum digunakan, sedangkan petunjuk penyimpanan diperlukan untuk
makanan yang memerlukan cara penyimpanan khusus, misalnya harus disimpan pada
suhu dingin atau suhu beku. Nilai gizi diharuskan dicantumkan bagi makanan
dengan nilai gizi yang difortifikasi, makanan diet atau makanan lain yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Informasi gizi yang harus
dicantumkan meliputi : energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral
atau komponen lain. Untuk makanan lain boleh tidak
dicantumkan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Keberhasilan pemasaran suatu barang, tidak hanya
ditentukan oleh mutu barang serta usaha promosi yang dilakukan, tetapi juga
dalam upaya yang sama oleh mutu dan penampilan kemasan itu sendiri.
2. Penampilan yang baik dari kemasan dapat meningkatkan
penjualan dari produk yang dikemas.
3. Faktor-faktor penting dan persyaratan
desain kemasan : Mampu menarik calon pembeli, Menampilkan
produk yang siap jual, Informatif dan
komunikatif, Menciptakan rasa butuh terhadap produk.
4. Unsur-unsur atau bahasa desain grafis yaitu bahasa visual
atau bahasa simbol yang diungkapkan melalui bentuk, ilustrasi-ilustrasi, warna
dan huruf meliputi Bentuk Kemasan, Ilustrasi dan dekorasi,
Warna, Cetakan Kemasan.
B. SARAN
Untuk pelaku usaha kecil menengah diharapkan lebih mengenal lagi bahwa kemasan
dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada
di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan,
benturan, getaran), selain itu kemasan yang dirancang dengan baik dapat meningkatkan
nilai jual.